h1

GUNUNG SEMERU

August 24, 2010

Semeru gunung pertamaku, Mahameru puncak pertamaku..

Mendaki gunung bukanlah hobiku, karena ajakan teman nongkrong yg notabene bukan pendaki juga untuk berkunjung ke gunung semeru dan saya mengiyakan ajakan tersebut. team kami ada 6 orang, yaitu : saya, Andi, Aqil, Ndox, fikar dan Rendy. Diantara 6 orang ini, Andi, Cakil dan Ndox hanya sampai Ranukumbolo saja, sedangkan saya, Fikar dan Rendy belum pernah merasakan naik gunung.

Tanggal 13 Agustus 2009 kami berkumpul di rumah Fikar untuk prepare segala sesuatunya. Pukul 03.30 pagi kami berangkat dari Surabaya dengan mengendarai 3 sepeda motor dan sampai di Tumpang pukul 05.00. kami berhenti sebentar di pasar Tumpanguntuk sarapan pagi dan mempersiapkan logistik tambahan, sekitar pukul 07.00 masih dengan menggunakan motor kita lanjutkan perjalan lagi menuju Ranupani (Hardtop mahal!!!!), tapi kami daftar terlebih dulu di Pos perijinan Pendakian di Tumpang, Retribusi pada saat itu kira-kira Rp 5.700,00-/orang (jangan lupa persiapkan fotocopy KTP dan surat kesehatan). Kami sempat takut kalau pendakian Semeru ditutup, sebab 1 Minggu sebelum kami berangkat, ada rekan Mahasiswa UGM Jogja yang hilang dan meninggal di Puncak lantaran badai. Tapi, syukurlah….pendakian ternyata dibuka. Ditengah perjalanan menuju Ranupani motor Andi mogok, karena menulusuri jalan yg menanjak sekali. kira-kira 2 jam motor baru bisa dipake lagi, dan kita lanjutkan perjalanan dan sampai di Ranupani sekitar pukul 10:20.

RANUPANI

Ranupani adalah desa terakhir di semeru sebelum track pendakian, bukit berbukit, udara sejuk, dan ladang penduduk adalah pemandangan sepanjang jalan, dan tak lupa, sebuah danau(Ranu) berwarna kehijauan sebagai objeknya. Setelah menyerahkan berkas perijinan di Pos, kami isitirahat bentar untuk makan dan mengisi air di sumber mata air desa. Tepat pukul 11:00 siang kita mulai berjalan kaki menuju base-camp selanjutnya Ranukumbolo. Ranupani-Ranukumbolo sekitar 5-6 Km, melewati 4 shelter dgn jalan yg memutar.
Hanya beberapa meter dari jalan beraspal nafas saya udah tersengal-sengal dan minta untuk istirahat sejenak, padahal hanya membawa tas sekolah yang beratnya kira-kira 7 kg, (maklum pendaki pemula).Setelah sekitar 2 jam berjalan, kami tiba di Pos satu, disana kami bertemu rombongan pendaki lain, satu rombongan naik, dan satu rombongan lagi turun, kami bercanda dan saling berkenalan, ternyata sama-sama dari Surabaya. Mereka-lah yang akhirnya menjadi rekan-rekan pendakianku berikutnya (Penyet, Deni, Yusmar, dan Gendut). Pos dua, Watu Rejeng kami lewati. Sesampainya di Pos tiga tepat pukul  14.20, kami istirahat dan makan siang bersama disana, mengisi tenaga dulu, untuk tanjakan berat setelah ini. Setelah pos 3, track berbelok ke kanan dan kami melewati tanjakan yang lumayan terjal dan berdebu, lalu memutari pinggungan-punggungan bukit dengan sisi kanannya berupa jurang dalam, 1 jam kemudian kami memasuki hutan lumut dengan vegetasi yang lumayan rapat. Setelah berjalan 15 menit, Ranu kumbolo sudah tampak dari atas seperti sebuah Bath Up raksasa, membuat kami makin bersemangat, pukul 16.30 kami sampai di Ranu Kumbolo, mata ini serasa gembira disuguhi ooleh pemandangan yang Indah ini, tak henti-hentinya mulut kami memuji kepada-Nya atas segala hamparan indah ini.

RANUKUMBOLO
Ranukumbolo adalah sebuah pemandangan indah di Semeru, dan biasa dijadikan tempat bermalam oleh para pendaki yang akan menuju ke Puncak atau sebaliknya. Danau yang luas dengan air yang begitu jernih, berikut bukit-bukit hijau yang penuh rumput sangat memanjakan mata kita yang melihatnya, rasanya tak bosan-bosannya untuk dipandang. Diseberang danau, terdapat sebuah pondok yang dapat kita pakai bila kosong. Pondok itu ada yang berupa bangunan paten dengan empat bilik dan satunya lagi, sebuah podokan dari kayu. Suhu udara disini sangat dingin ketika malam, sekitar 5-9 derajat, bahkan, di-bulan-bulan tertentu suhunya bisa dibawah nol. Karena tempat ini berupa lembah dan ada danaunya; wajar saja bila sedingin itu. Disini kami mendirikan tenda dan bermalam. Kami bertemu dengan pendaki lainnya, 2 orang dari Sidoarjo(Felix dan Antok) mereka sungguh baik, bersahaja dan berpengalaman, dan akhirnya mau bergabung dengan team kami.
Tanggal 14 Agustus 2009 Pukul 05:00 pagi saya terbangun dan menikmati betapa dinginnya udara Ranukumbolo. setelah sarapan pagi dan potrat-potret daerah sekitar kami akan lanjutkan ke basecamp selanjutnya,

sekitar pukul 08:00 banyak warga desa Ranupani berdatangan, mulai Ibu-ibu, bapak-bapak, anak kecil, remaja dan dewasa sekitar 20 orang dengan membawa beberapa ekor anjing dan seekor domba. Dan mereka cuman ingin berjemur diterik matahari (karena di Ranupani jarang sekali terkena sinar matahari dan sering berkabut) dan makan siang daging domba yg mereka bawa, dan kami pun dapat bagian juga (inilah makanan yg paling maknyus selama saya berkunjung ke gunung…SATE DOMBA).

KALIMATI
Tepat pukul 11:00 kami lanjutkan perjalan menuju base camp KALIMATI, dengan waktu tempuh kira-kira 3-4 jam dengan jarak kira-kira 4 km. Diawali dengan Tanjakan cinta lalu kami melewati padang rumput luas Oro-Oro Ombo yg baru saja terbakar. Setelah itu memasuki jalur hutan Cemoro kandang ,jalur lahar dan padang edelwis dan akhirnya kita sampai di KALIMATI tepat pukul 15:00, Saya, Aqil, Felix, Antok yg sampai duluan akhirnya mengambil air untuk bekal dan masak di sumber mani dgn membawa beberapa botol aqua. 15 menit kami berjalan akhirnya sampai di sumber mani. Disumber ini air yg meluncur dari tebing ini lumayan banyak, jika kalau lagi tidak beruntung air yg keluar cuman menetes. dan Anda harus sedikit waspada karena ini sumber air satu-satunya, jadi binatang-binatang juga mengambil air dari sini, terutama macan.

Di KALIMATI ini saya tampak jelas Mahameru yang agung terbatuk-batuk dihadapan kami, disini kami bertemu dengan team Pak Budi dari Malang dan seorang gadis turis dari Venice, berumur 21 tahun dan namanya Oceane bersama porternya, setelah berbincang dengan teman-teman akhirnya dia memutuskan bergabung dengan kami.

ARCOPODO
Pukul 17:00 kami lanjutkan menuju ARCOPODO, dengan track mulai menanjak setengah jam kemudian saya sampai duluan. sambil menunggu teman saya berusaha mencari kayu bakar untuk api unggun malam itu. Malam yang begitu cerah dengan berjuta bintang di langit dan udara tidak begitu dingin dan ditemani api unggun, kami berkumpul dan berbagi cerita satu sama yg lain.
tak terasa mulai larut malam kami pun mulai beristirahat di tenda kami masing-masing (walaupun saya tidak bisa tidur wakru itu) dan sebagian tidur diluar ditemani api unggun.

MAHAMERU
Tepat pukul 00:00 tanggal 15 agustus 2009 kami semua terbangun dan mengisi perut serta mempersiapkan diri dan perlengkapan untuk ke puncak. Tepat pukul 01:00 semua team berangkat kecuali Gendut, Rendy dan porter. karena kodisi fisik mereka tidak memungkinkan untuk perjalanan menuju puncak.
dengan jalan berbaris kita lalui jalan gelap dengan kanan kiri jurang blank, selain itu, ada track di beberapa titik di sekitar kelik yang putus akibat longsor, jadi kita mesti mencari track alternatifnya terlebih dahulu, dan terkadang harus melompati track yang longsor itu untuk bisa melanjutkan perjalanan. Pukul 2 kami tiba di kelik, kami tak bisa lihat apa-apa, cuma hamparan-hamparan petilasan pendaki yang gugur tertata tidak teratur didepan kami, kami lanjutkan perjalanan. Track makin ekstrim dan curam, cuaca yang begitu dingin makin melelahkan kami.

tanpa terasa team mulai terpisah, saya, Ocean, Felix, dan Antok di posisi depan, Aqil, Ndox, Andi, Yusman, Deni di tengah, Penyet dan Fikar di belakang pada waktu itu menyatakan kembali ke tenda karena udah tidak sanggup.
sekitar pukul 03:00 kami sampai di cemoro tunggal, istirahat sebentar kami lakukan disini. sinyal hape kembali muncul, lalu Felix langsung menghubungi ayahnya dirumah bahwa dia sudah sampai di cemoro tunggal. di cemoro tunggal kami didahului  team 3 orang dari malang yang mulai startnya di KALIMATI.
Track selanjuutnya adalah tanjakan berpasir jalur vulkanis yang melelahkan. Berjalan 5 langkah..melorot 2 langkah. Sungguh menguras tenaga, mana angin yang berhembus begitu dingin, setelah 1 jam melangkah Oceane mulai kelelahan, karena dia terlalu menforsir tenaganya dalam melangkah, saya pun juga lelah karena selalu mengikuti gerak langkah Oceane dari belakang. karena saya harus menerangi jalan Oceane dengan center yang saya bawa dan membawakan air minumnya. (Oceane tidak membawa senter dan air). akhirnya dia duduk dan berkata kepada saya “GIVE UP” berulang-ulang kali. saya dan Antok mecoba menyemangatinya tapi gagal, akhirnya kami meninggalkannya. saya, Antok dan Felix terus melanjutkan perjalanan. saya takjub melihat Antok dan Felix berjalan didepan saya. si Antok dia berjalan dengan langkah kecil tapi tidak pernah berhenti, sedangkan saya 3 langkah aja sudah istirahat sejenak. kalo si Felix lihat cara dia berjalan seperti mempunyai ilmu meringankan tubuh dengan memasukan kedua tangannya ke jacket kedua kakinya terasa melayang di atas track, kalo kami berjalan pasti kaki akan masuk ke track sebatas tumit.Felix dan Atok adalah dua orang sahabat yang mempunyai banyak pengalaman tentang pendakian seperti ini, dan saya terkagum oleh mereka.

sekitar pukul 04:45 sunrise yang begitu indah muncul disebelah kanan saya berjalan saya memutuskan berhenti dan menatap sunrise yg begitu indah waktu itu yang membuat kita diam terpaku atas ciptaan Tuhan YME. Antok dan Felix sudah meningalkan saya jauh di belakang dan tidak kelihatan lagi begitu pula team di bawah juga masih belum kelihatan. Lelah, lapar dan dingin membuat saya tanpa sadar tertidur di atas jalur kurang lebih 10 menit. yang tersisa hanya air 100ml dan semangat saja kuteruskan perjalanan hingga sampai ke puncak MAHAMERU kurang lebih pukul 05:50 dan Felix dan Antok pun menyambut saya dengan mengucapkan selamat dengan berjabat tangan bahwa kami sudah mencapai atap pulau jawa MAHAMERU yang agung.

setengah jam kemudian 3 orang team dari malang sampai, tepat pukul 07:00 Andi dan Aqil tiba dipuncak MAHAMERU ini.

Mahameru. 15 Agustus 2009
Sebuah lapangan dari bentukan pasir vulkanis menghampar luas, dengan bendera merah putih tetap berkibar di sana.
Oh Mahameru, kau aduk-aduk perasaan ini, Bangga, syukur, Haru dan lelah terbalut menjadi satu disini. Begitu pula dengan yang lainnya. Di belakang kami, dapat kami lhat Jonggring Saloka, dengan letupannya setiap 5 menit sekali.
Kulihat sekitar, berjajar dalam garis cakrawala, sebuah pemandangan indah yang sangat menkjubkan. Sempat kulihat pula dari sana, Puncak Raung-Argopuro disebelah Timur. Puncak Arjuno-Welirang, dan penanggungan di sisi Barat dan di Utara ada Puncak Anjasmoro-Kawi. Di selatannya, terhapar hijaunya persawahan dan kotak-kotak kota Lumajang. Sungguh Indah Ya Tuhan !! Disini juga ada beberapa petilasan dari para pendaki yang gugur, anatara lain Soe Hok Gie & Idhan Lubis, yang tercatat meninggal dunia pada 16 Desember 1969.


setelah puas berfoto ria dan makan makanan ringan akhirnya kita turun kembali. tepat pukul 09:00 kami sampai di arcopodo, sarapan pagi dan berkemas sebentar lalu turun ke KALIMATI, di KALIMATI ini sudah banyak team-team berdatangan mulai yang dari bandung dan Jakarta, dari KALIMATI dilanjutkan ke RANUKUMBOLO, sepanjang kami mulai bertemu begitu banyak orang yang akan melakukan upacara di puncak pada tanggal 17 agustus besoknya, begitu pula stasiun televisi SCTV dan kru dan para porternya yang membawa peralatan berat, mulai dari genset, parabola dll, akan meliput kegiatan upacar itu.
setelah sampai RANUKUMBOLO pukul 15:00, kami dikejutkan dengan banyaknya tenda” disini seperti layaknya perkampungan, berbeda jauh waktu kami datang di hari sebelumnya, tidak ada 1 tenda pun di RANUKUMBOLO. Kami menghabiskan 1 malam disini untuk beristirahat, dan melanjutkan ke RANUPANI keesokan harinya.

Paginya pukul 08:30 kami lanjutkan turun ke Ranu Pani. Sepanjang perjalanan turun ke Ranu Pani juga kurang nyaman, sebab, langkah kami sempat terhenti entah untuk beberapa kali karena saking banyaknya para pendaki yang naik, para porter yang membawa barang dan orang-orang yang membawa sepeda gunung ke Ranu Kumbolo. Akhirnya, kami tiba di ranu Pani pukul 11:00 siang.
Dan suasana di Ranu Pani-pun tak kalah ramainya, pos perijinan berjubel pendaki yang mengantri, para pedagang ramai disebu pembeli, Hard-Top berlalu lalang mengantar penumpang. Sungguh, musim 17’an seolah menjadi berkah tersendiri bagi para penduduk setempat.

Dengan hati yang berat, kami tinggalkan Ranu Pani dan juga Mahameru untuk kembali ke Surabaya. Untuk kembali ke Hiruk-pikuk kota yang serba ruwet itu. Pasti, suatu saat nanti, aku akan kembali lagi kesini.

18 comments

  1. UUUUhhhuuyyyy………….Nice story dude….Sate dombaaaahahahaha


    • tengkew Dude,,,emang maknyus sate dombanya
      kapan gan mau kesini??


  2. wahh…gan ane dlu ga nyampe puncak,jd penasaran pengen ksn lg…pengen liat wedhus gembel gt….’


    • ayo gan klo kesini lagi ane ikut…


  3. wow….jadi pengen k sana lg….


    • ayo..jacketnya udah sampek mahameru….


  4. andy…nya kok pake “i” sehhh ste??
    hehehe


    • Yan gan…maaf gan ntar ane ganti..


  5. For the help please use http://www.google.com


  6. Pengen bgt kesana..


    • silahkan tante…mumpung masih punya tenaga untuk mendaki 😀


  7. thx bro..menarik..pict n narasi ente..good, adios !


    • narasinya copas daru temen seperjalan ane om 😮


  8. mantaf…….termia kasih gan..infonya……….doakan semoga kita2 bisa sampai di puncak smeru dengan selamat.GBU


    • Amin…harus bisa dan selamat dari awal hingga akhir pendakian 🙂


  9. Dari kemaren cuma baca artikel bwt tracking ke mahameru, bener2 bikn takjub pengen bgt kesana…. Pengen bangetttt


    • Sekarang tidak seperti dulu..bahkan setahun yg lalu saya kesana….ranukumbolo makin banyak sampah2 menumpuk..

      Tapi recomended untuk dikunjungi…apalagi bisa sampai puncak mahameru..ada kepuasan tersendiri 🙂



Leave a reply to ste traveler Cancel reply